HomeSantriMimbarMimbar Idul Adha - Cerdas Memahami Hakikat Hidup

Mimbar Idul Adha – Cerdas Memahami Hakikat Hidup

image_print

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

الحمد لله على نعمه في هذا الشهر العظيم، شهر ذي الحجة للتقرب إلى الله الكريم أحمده حمدا يفوق حمد الحامدين واستعينه أنه خير المعين وأتوكل عليه برزقه أنه ثقة المتوكلين. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المجتبى وسيد الورى رحمة للعالمين. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين وسلم تسليما كثيرا…أما بعد.

فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا الله َحَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ فَضِيْلٌ وَعِيْدٌ شَرِيْفٌ جَلِيْلٌ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الَّرجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الَّرحمن الرحيم. وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ

konten-iduladha

Dalam kesempatan yang berbahagia ini ditengah maraknya situasi pandemi, namun tidak menyurutkan langkah kita semua untuk bersimpuh sujud memohon rido dan rahmatnya tiada henti
Sehingga mari kita pupuk selalu keteguhan Iman dan ketaqwaan kita kepada allah, dengan menjalankan segala perintah-Nya serta berusaha dengan keras menjauhi segala larangan-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Muslimat Jamaah Idul Adha rahimakumullah,
Tidak terasa kita telah menginjak kepada bulan dzulhijjah dan tepat hari ini masyarakat islam Indonesia bahkan di seluruh dunia memperingati hari raya idul idha, hari dimana ada petikan sejarah islam yang tak akan pernah terlupakan sebagai bentuk pengabdian kepada yang kuasa.
Masyarakat pribumi menyebutnya dengan hari raya kurban, dimana ummat islam seraya mengikuti jejak nabi muhammad saw yang menyembelih dua ekor ternak sebagai bentuk pengorbanan.
Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Surah Al-Hajj Ayat 34:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
(Dan bagi tiap-tiap umat) golongan orang-orang yang beriman yang telah mendahului kalian (telah Kami syariatkan penyembelihan kurban) kalau dibaca Mansakan adalah Mashdar dan kalau dibaca Minsakan berarti isim makan atau nama tempat. Maksudnya menyembelih kurban atau tempat penyembelihannya (supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka) sewaktu mereka menyembelihnya. (Maka Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kalian kepada-Nya) taat dan patuhlah kalian kepada-Nya. (Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh kepada Allah) orang-orang yang taat dan merendahkan diri kepada-Nya

Maasyiral Muslimin Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Seorang Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai Asal muasal qurban ternak tersebut. Lalu beliau menjawab dengan “Sunnata Abikum Ibrahim” lambang perkehidupan nabi ibrahim.
Hari raya kurban tidak akan terlepas ingatan kita terhadap peristiwa bersejarah yang dialami oleh nabi ibrahim as yaitu bapak tauhid kita. Fakta sejarah telah jelas termaktub di dalam ayat suci Al-Qur’an Surah As Soffat ayat 100-107.
Persitiwa ini tidak pernah terjadi dalam sejarah ummat manusia sepanjang masa, karena membutuhkan ketugahan jiwa dan iman untuk mengorbankan manusia sebagai hewan kurban dengan mengenyampingkan rasa iba yang berkuasa.
Mari kita kupas kembali perjalanan nabi ibrahim as meninggalkan kampung halamannya sekaligus berpisah dengan kedua orang tuanya serta sahabat-sahabatnya. Beliau hijrah ke negeri syam guna menyebarluaskan agama islam dengan sendirian, karena pada waktu itu beliau belum dikaruniai seorang anak lalu beliau senantiasa bermunajat kepada allah melalui doanya

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
yaitu berikanlah aku keturunan yang sholih

فَبَشَّرْنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٍ
Maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sangat sabar

Raut wajah gembira tak terelakkan dari nabi ibrahim as atas kelahiran seorang anak yang cerdas dan bijak yaitu nabi ismail as. dengan datangnya keturunan yang sholih ini mengindikasikan bahwasnya beliaulah yang akan melanjutkan tonggak estafet perjuangan nabi ibrahim sebagai nabi dan rasul yang ditugaskan menyebarkan agama islam. Namun Allah berkehendak lain dalam sebuah mimpi yang dialami oleh nabi ibrahim dimana mimpinya merupakan sebuah perintah allah untuk merelakan putra kesayangannya sebagai kurban yang akan disembelihnya sendiri.
Ini lah keteguhan iman yang dimiliki oleh nabi ibrahim as, beliau sangat begitu yakin bahwa ini merupakan perintah Allah. Tidak bisa kita bayangkan konsekuensi keimanannya diuji oleh allah dengan sebuah perintah yang menurut akal manusia tidak akan sampai. Namun nabi ibrahim tidak bergeming bahkan ragu untuk menjalankan ini semua dengan penuh rasa ketaqwaan dan sabar. Hal ini berkebalikan dengan orang-orang Yahudi pengikut nabi musa as. mereka diutus oleh allah untuk menyembelih sapi, namun mereka merasa keberatan dengan perintah ini yang ditunjukkan dengan sikap menyuruh nabi musa berulang kali menanyakan perintah ini kepada allah.

Maka pelajaran yang begitu berharga kita dapatkan pada sosok nabi ibrahim as yang tanpa pikir panjang menjalankan perintah allah untuk berkurban, jangankan diperintah seekor sapi, melainkan putra kesayangannya beliau relakan untuk dijadikan kurban atas dasar mengikuti kehendak dan perintah allah swt
Maasyiral Muslimin Muslimat, Jamaah Idul Adha Rahimakumullah
Hakikatnya adalaha pernyataan pengakuan keimanan seseorang tidak cukup hanya sebatas predikat muslim dan mukmin semata, melainkan siap menerima kenyataan hidup dalam mengahadapi ujian cobaan bahkan musibah yang mendera.

وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Artinya : “kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami”

Ujian yang bermacam-macam bentuknya merupakan sebuah konsekuensi keimanan seseorang. Apabila mampu menghadapi ini semua dengan sabar dan mengaharap ridhonya allah. Maka allah akan mantapkan keimanan seseorang dan menaikkan derajat di sisi Allah SWT. sebagaimana karakter-karakter orang yang senantiasa beriman dan bersabar :

ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَٱلصَّٰبِرِينَ عَلَىٰ مَآ أَصَابَهُمْ وَٱلْمُقِيمِى ٱلصَّلَوٰةِ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
1 yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hatinya, 2 dan senantiasa bersabar atas segala ujian dan cobaan, 3 senantiasa mendirikan sholat dan sebagian rizkinya di infaqkan di jalan Allah

Sehingga dengan demikian, mari kita tata kembali niat hidup kita di dunia ini dengan memperbanyak amal-amal sholeh sebagai bentuk investasi yang dibutuhkan pada nantinya di kehidupan yang lebih abadi yaitu kehidupan akhirat. Salah satunya melalui pemberian hewan-hewan qurban dimana hal ini bisa dijadikan sarana ampuh dalam mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah) maupun kedekatan manusia (taqarrub ilannas). Karena ibadah qurban inilah mengandung dua dimensi yang kita harapkan bersama sama yaitu pertama, dimensi spiritual transedental merupakan sebuah konsekuensi kepatuhan kepada Allah serta kedua, dimensi sosial humanis yang tampak dalam pendistribusian hewan kurban ini.

Semoga kita semua dapat mengambil kejadian peristiwa sejarah nabi ibrahim as ini dalam praktek kehidupan kita sehari-hari bahwasanya kita harus siap menjalani segala macam ujian bahkan cobaan yang berbentuk perintah dll sebagai bentuk keteguhan keimanan kita kepada Allah SWT sepertihalnya kita bersabar dalam menghadapi kondisi pandemi yang berkepanjangan ini. Mudah mudahan Allah limpahkan nikmat kesehatan, iman dan islam kepada kita serta mendapatkan pribadi mukimin yang sesungguhnya. Amin ya rabbal alamin.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، ونَفَعِني وإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوُ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH II

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
اَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ ياَرَبَّ الْعلَمِيْن
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

Imdad Rabbani
Imdad Rabbani
S3 Manajemen Pendidikan Islam UIN Maulana Malik Ibrahim MalangPendidikan Non-Formal : - Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo - Pondok Pesantren Anwarul Huda - Madin Nurul HudaAktivitas : - Content Creator Pendidikan - Penulis - Konsultan Manajemen Pendidikan dan Teknologi Pendidikan - Akademisi - Muallim Majlis Ta'lim Jauharatul Ulum Malang - Ketua Yayasan Al-Abror Mimbaan Situbondo

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest articles